Senin, 11 Februari 2013

Cara Membuat Api


Teknik Membuat Api
Api tidak hanya berfungsi untuk memasak bahan makanan saja, tetapi juga berfungsi untuk menjaga suhu tubuh kita. Selain itu dengan perapian kita dapat terhindar dari berbagai binatang. Binatang buas yang takut terhadap api antara lain : serigala, harimau, dan sebagainya.
Untuk menghangatkan tubuh, panas api akan lebih efektif menghangatkan tubuh jika kita membuat beberapa api kecil daripada membuat satu api besar.
Perapian yang baik haruslah diatur sedemikian rupa sehingga kayu dapat terbakar secara merata. Dengan penyusunan perapian yang baik dapat memberikan berbagai fungsi. Selain untuk menghangatkan tubuh, memasak, juga dapat dijadikan alat penghalau binatang.
Untuk mendapatkan perapian yang baik, diperlukan kayu/bahan yang kering dan mudah terbakar. Perapian yang baik biasanya dimulai dari ranting-ranting kecil untuk dijadikan fire starter. Untuk selanjutnya dapat dilanjutkan dengan kayu-kayu yang lebih besar.
Untuk mendapatkan api selain menggunakan alat khusus (korek api/pematik), juga dapat dilakukan dengan cara tradisional. Seperti menggesek-gesekan bahan kering dengan bahan kering lainnya. Letak keberhasilan pembuatan api tradisional yaitu dalam bentuk batang dan jenis bahan/kayu serta cara yang dilakukannya.
A. Teknik Membuat Api
Bunga api adalah tahap awal dalam pembuatan api. Selanjutnya ialah mengusahakan untuk menangkap bunga api dengan kawul atau ranting dan daun kering.
1. Mematik
Cara ini dilakukan dengan membenturkan atau menggesekan dua benda keras. Dapat dilakukan dengan dua benda yang sejenis ataupun dengan dua benda yang berbeda jenis. Cara yang dapat digunakan bermacam-macam, yang penting adalah dapat menimbulkan bunga api.

Salah satu caranya adalah dengan memaku kayu bidang datar hingga yang tampak bagian kepalanya saja. Kemudian gesekan/benturkan batu atau logam ke arah kepala paku tersebut. Gesekan dengan sedikit ditekan dan agak cepat hingga menimbulkan bunga api. Kemudian bunga api tersebut dapat ditangkap dengan sabut kering dan sebagainya.

Rabu, 26 Desember 2012

Ilmu Medan Peta Kompas


ILMU MEDAN PETA KOMPAS

METODE MENGUNGKAPKAN ARAH
seorang penjelajah  membutuhkan cara untuk mengekspresikan arah yang akurat, yang disesuaikan dengan setiap bagian dari dunia, dan memiliki ukuran unit umum. Arah dinyatakan sebagai satuan ukuran sudut.
a.  
System sexagesimal
Unit yang paling umum adalah ukuran derajat (°) dengan subdivisi nya menit (') dan detik (").
system ini membagi lingkaran menjadi 360 derajat
1 derajat = 60 menit.
1 menit = 60 detik.

b.   system waktu
System ini membagi lingkaran menjadi 24 jam dimana
            1 jam = 60 menit
1 menit = 60 detik

c. system artileri
 Mil. Satuan ukuran lain, yang mil (disingkat), digunakan terutama di artileri, tank, meriam dan mortir. Para mil mengungkapkan ukuran sudut terbentuk ketika sebuah lingkaran dibagi menjadi 6.400 sudut, dengan titik dari sudut di pusat lingkaran. Suatu hubungan dapat dibangun antara derajat dan mils. Sebuah lingkaran sama dengan 6400 mils dibagi dengan 360 derajat, atau 17,78 mil per derajat. Untuk mengkonversi derajat ke mils, kalikan derajat dengan 17,78.
                        360 derajat = 6400 mil


MACAM MACAM UTARA
Untuk mengungkapkan arah sebagai satuan ukuran sudut, harus ada titik awal atau ukuran nol dan titik acuan ini menunjuk dua titik dasar atau garis referensi. Ada garis-benar basis tiga utara, utara magnetis, dan grid utara. Yang paling umum digunakan adalah magnet dan grid.
a.       Utara sebenarnya .
Bentuk bumi bukanlah sebuah bulat sempurna , namun sedikit elips yang berotasi pada porosnya dengan menarik garis khayal pada poros bumi., bias diketahui utara sebenarnya dari bumi. Sebuah garis dari setiap titik di permukaan bumi ke kutub utara.  Utara sebenarnya  biasanya diwakili oleh sebuah binta ng


b.      Utara magnetic
 Arah ke kutub utara magnet, seperti yang ditunjukkan oleh jarum utara dicari dari instrumen magnetik. Pembacaan magnetik diperoleh dengan instrumen magnetis, seperti kompas Lensatic dan M2.  Kutub magnetic tidak berhimpit dengan poros bumi jaraknya berselisih sejauh 1400 mil sebelah selatan kutub utara bumi utara magnetic kita gunakan sebagai dasar untuk menentukan besar sudut derajat secara mendatar. Bagian utara magnetik biasanya dilambangkan dengan garis diakhiri dengan setengah dari sebuah mata panah
c.       Utara pada peta (grid north) . Bagian utara yang didirikan dengan menggunakan garis grid vertikal pada peta yang menjadi sumbu peta .  "arah utara peta tidak berhimpit dengan utara sebenarnya sehingga terdapat selisih yang disebut ikhtilap peta. Sudut ikhtilap peta tergantung pada dari lokasi peta . bias sebelah barat atau timur utara sebenarnya Grid utara mungkin dilambangkan dengan huruf atau GN huruf "y

Senin, 10 Desember 2012

Kegiatan Berkemah

http://id.scribd.com/doc/19236675/Berkemah-dan-Berpetualang-dasar-

Kamis, 06 Desember 2012

Tali Temali


TALI TEMALI

Tali adalah untaian serat panjang yang terbuat dari berbagai bahan yang berfungsi untuk mengikat, menarik, menjerat, menambat, menggantung dsb. Secara etimologi, tali-temali dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang berkaitan dengan fungsi dan kegunaan tali.
Tali pada mulanya berasal dari akar-akar pohon. Sejalan dengan perkembangan ilmu dan pengetahuan manusia, tali juga mengalami perkembangan, khususnya dalam hal bahan dan konstruksinya. Jika tali pada mulanya hanya berupa akar-akar pohon, maka selanjutnya manusia menciptakan tali dari anyaman serat alam dengan menggunakan peralatan tenun yang masih sederhana. Serat alam yang digunakan kebanyakan dari ijuk atau rambut dan serat alam lainnya seperti kapas, wol, sutera, serta-serat tumbuhan yang lain.
Sayangnya, tali yang terbuat dari serat alam tersebut masih memiliki keterbatasan, yakni serat alam mudah mengalami pembusukan dan penyusutan sehingga tidak bertahan lama. Hal ini tentunya memaksa manusia untuk mencari alternatif tali yang bagus, dan karena tuntutan kebutuhan akan tali yang semakin meningkat, maka terciptalah tali yang terbuat dari bahan sintetis, yang memiliki daya tahan yang lebih lama dan lebih kuat dari tali yang terbuat dari serat alam. Tali ini pertama kali diperkenalkan oleh W.H. Carothers, seorang ahli kimia dan di produksi oleh E.I. du Pont de Memors and Co. pada tahun 1938.

Jenis-jenis tali:
1. Tali serat alami
Tali kekuatannya rendah,tidak lentur dan berbahaya bagi pemanjat.

Bahan-bahan alami untuk pembuatan tali serat alami:
* Serat daun alami
* Seart kulit kelapa
* Serat sebangsa rerumputan


2. Tali serat sintesis.
Tali jenis ini lebih kuat, kokoh, lentur, ringan dan mudah dibawa oleh karena itu tali ini lebih sring digunakan.
contoh
- Hawserlaid (Laid Rope)
Tali yang terdiri dari serat halus terbuat dari nylon, yang dipilin menjadi 3 bagian.
Kelebihan hawserlaid
  • Tahan terhadap abrasi
  • Mempunyai daya lentur yang tinggi ( sampai 40%)
  • Konstruksinya sedemikian rupa sehingga memudahkan pengamatan kerusakan yang terjadi pada tali
 Kekurangan  hawserlaid :
  • Cenderung menjadi kaku bila sudah sering dipakai, sehingga agak sukar membuat simpul, dalam hal membuat simpul harus diperiksa benar-benar apakah simpul sudah terjalin rapih, apa belum demi keamanan.
  • Bentuknya yang demikian rupa cenderung melintir bila dipakai untuk abseiling (turun melalui tali).
karmantle

Tali jenis ini lebih praktis dan lebih baik di dalam penggunaan, sebab permukaan tali lebih rata sehingga mengurangi gesekan pada tangan atau benda lainnya.
Tali jenis ini terdiri dari 2 bagian,  yaitu :
  • Bagian dalam ini (kern) yang terdiri dari serat-serat berwarna putih.
  • Bagian luar (mantel) yang merupakan anyaman yang melindungi bagian inti.
 Berdasarkan konstruksi dan Penggunaannya, Kernmantel dibagi menjadi 3 Jenis
  Kernmantel Dinamis
Kernmantel yang dipakai untuk rock climbing. Bagian intinya dianyam dan daya lenturnya tinggi (25 – 30%). Lapisan luar terdiri dari anyaman yang tidak terlalu rapat. Biasa disebut dengan Kernmantel Dinamis.
Kernmantel Statis
Kernmantel yang digunakan untuk caving (Speleo Rope) bagian dalamnya tidak dianyam sehingga daya lenturnya rendah (10%). Sedangkan lapisan luarnya dianyam rapat sekali sehingga air lumpur tidak mudah masuk. Daya lentur yang rendah dimaksudkan untuk menghindari Vovo Effeck yang membahayakan untuk menelusuri gua vertikal.
Kernmantel Semi Statis
Kernmantel yang digunakan untuk penyelamatan  (Rescue Rope). Bagian luarnya tidak dianyam dengan rapat sama seperti yang digunakan dalam rock climbing tetapi bagian dalamnya lurus dan sama seperti kontruksi pada speleo rope sehingga daya lenturnya rendah (10%). Tali itu dapat meredam Vovo effeck dan mudah dibuat simpul.
Untuk Abseiling atau Ascending (naik melalui tali) tali yang baik dipakai adalah yang mempunyai diameter 11 atau 12 mm. Diameter sebesar itu dianggap cukup tahan terhadap gesekan, tidak terlalu berat dibawa dan sesuai dengan besarnya alat-alat yang digunakan untuk abseiling maupun ascending, umumnya kernmantel sebesar ini mempunyai daya menahan beban sebesar ini mempunyai daya menahan beban sebesar 2000 kg. Kemampuan ini adalah yang diuji di pabrik (UIAA = Union Internationalate des Assosications d Alpinisme) akan tetapi hal ini tidak berarti tidak dapat memakai dengan seenaknya. Di medan sesungguhnya kekuatan tali dapat berkurang karena berbagai hal misalnya :
  • Gesekan dengan tebing
  • Simpul yang dibuat pada tali tersebut
  • Gesekan dengan alat turun
  • Hentekan yang dihasilkan oleh gerakan abseling
  • Panas Matahari
  • Lumpur yang menempel pada tali

Manajemen Resiko


Pengertian Manajemen Risiko

Sebelum kami membahas pengertian Manajemen Risiko pada artikel kali ini. Kami akan coba bahas terlebih dahulu pengertian risiko itu sendiri. Istilah dari kata risiko (risk) memiliki banyak definisi. Menurut kamus bahasa Indonesia versi online, “Risiko adalah akibat yang kurang menyenangkan (merugikan, membahayakan) dari suatu perbuatan atau tindakan”. Bisa kita tarik kesimpulan bahwa, “Risiko merupakan kemungkinan situasi / keadaan yang dapat mengancam pencapaian tujuan dan sasaran sebuah organisasi atau individu.”

Kategori Risiko

Mengutif dari wikipedia, risiko itu sendiri dibagi menjadi 2 kategori besar;
  • Risiko Murni
  • Risiko Spekulatif
Risiko Murni [Pure Risk] adalah “sesuatu yang hanya dapat berakibat merugikan atau tidak terjadi apa-apa dan tidak mungkin menguntungkan.” Melihat dari definisi sebagaimana dikutif dari wikipedia tersebut, riks pure atau risiko murni ini contohnya adalah bencana alam, kebakaran, dll.
Sebuah perusahaan yang terkena bencana alam seperti gempa bumi misalnya, kemudian perusahaan tersebut hancur. Dari kejadian tersebut dapat dipastikan perusahaan akan mengalami kerugian / tidak mungkin ada keuntungan (secara materil). Resiko murni ini bisa kita tanggulangi dengan mengikuti jasa asuransi. Dengan demikian kemungkinan kerugian bisa diperkecil atau bisa meringankan beban akibat kerugian itu sendiri. Itulah alasan mengapa risiko murni / risk pure ini disebut juga insurable risk (risiko yang dapat diasuransikan.)
Risiko Spekulatif adalah “suatu keadaan yang dihadapi oleh perusahaan / individu yang dapat memberikan keuntungan dan dapat memberikan kerugian.” Jika memperhatikan pengertian risiko spekulatif yang dikutif dari wikipedia, sudah dapat kita tebak bahwa resiko spekulatif ini adalah resiko yang ada dalam segala hal. Misalnya dalam berbisnis, kita bisa untung dan juga bisa rugi. Resiko ini juga disebut sebagai Business Risk / resiko bisnis.
Sebuah contoh: kita investasi sebagian dana kita untuk berbisnis. Dari invesatasi ini kita berpeluang meraup keuntungan atau bahkan menelan kerugian. Jadi, secara sederhana Risiko Spekulatif merupakan risiko yang memungkinkan kita untung dan rugi.

PENGERTIAN MANAJEMEN RISIKO

Manajemen risiko adalah sebuah pendekatan metodologi yang terstruktur dalam mengelola (manage) sesuatu yang berkaitan dengan sebuah ancaman karena ketidak pastian. Ancaman yang dimaksud di sini adalah akibat dari aktivitas individu / manusia termasuk: yang terdapat / berperan di dalamnya. Aktivitas ini meliputi penilaian risiko yang mengancam, pengembangan strategi untuk menanggulangi risiko dengan pengelolaan sumberdaya yang ada.

Sasaran & Tujuan Manajemen Risiko

Sasaran dan tujuan pelaksanaan manajemen risiko adalah untuk mengurangi risiko yang mungkin akan muncul (ancaman) dan berkaitan dengan bidang yang telah dipilih. Terpenting adalah harus dapat diterima oleh masyarakat. Ancaman ini bisa disebabkan oleh  berbagai elemen; seperti teknologi, human error, lingkungan, politik maupun dari oraganisasi.

Proses Manajemen Risiko

Untuk lebih jelasnya, berikut adalah gambar alur dari Elemen-elemen manajemen risiko / risk management. (proses manajemen risiko)
"eleman-elemen dalam manajemen risiko"
Risk Management Elements. Sumber Gambar: Wikipedia

KESIMPULAN

Karena adanya ancaman yang diartikan sebagai risiko, maka diperlukan sebuah penanggulangan untuk bisa mengantisipasi kejadian terburuk, hal ini kita sebut sebagai manajemen risiko. Semua institusi baik itu swasta atau pemerintahan akan tetap memiliki sebuah risiko yang terjadi akibat dari hal-hal yang sudah dijelaskan di atas. Sehingga manajemen risiko merupakan sesuatu yang wajib dipelajari oleh sebuah perusahaan, pemerintahan atau individu.

dikutip dari : http://tikettraining.com/pengertian-manajemen-risiko-risk-management.html

Minggu, 15 April 2012

Teknik Peta Kompas


1.      Orientasi peta
Orientasi peta adalah menyamakan kedudukan peta dengan medan sebenarnya (secara praktis menyamakan utara peta dengan utara magnetis). Untuk keperluan orientasi ini, kita perlu mengenal tanda-tanda medan yang ada dilokasi. Ini bisa dilakukan dengan menanyakan kepada penduduk setempat nama-nama gunung, bikit, sungai, atau tanda-tanda medan lainnya, atau dengan mengamati kondisi bentang alam yang terlihat dan mencocokkan dengan gambar kontur yang ada dipeta, untuk keperluan praktis, utara magnetis dianggap sejajar dengan utara sebenarnya, tanpa memperlitungkan adanya deklinasi. Langkah-langkah orientasi peta :
a.      Cari tempat terbuka agar dapat melihat tanda-tanda medan yang menyolok;
b.      Letakkan peta pada bidang datar;
c.      Letakkan kompas diatas peta dan sejajarkan antara arah utara peta dengan utara magnetis/utara kompas, dengan demikian letak peta akan sesuai dengan bentang alam yang dihadapi.
d.     Cari tanda-tanda medan yang paling menonjol disekeliling dan temukan tanda medan tersebut dipeta, lakukan untuk beberapa tanda medan.
e.      Ingat tanda medan itu, bentuknya dan tempatnya dimedan sebenarnya maupun dipeta, ingat-ingat tanda medan yang khas dari setiap tanda medan.


2.      Azimuth dan Back Azimuth
Azimuth ialah besar sudut antara utara magnetis (nol derajat) dengan titik/sasaran yang kita tuju,azimuth juga sering disebut sudut kompas, perhitungan searah jarum jam. Ada tiga macam azimuth yaitu :
a)    Azimuth Sebenarnya,yaitu besar sudut yang dibentuk antara utara sebenarnya dengan titik sasaran;
b)      Azimuth Magnetis,yaitu sudut yang dibentuk antara utara kompas dengan titik sasaran;
c)      Azimuth Peta,yaitu besar sudut yang dibentuk antara utara peta dengan titik sasaran.

Back Azimuth adalah besar sudut kebalikan/kebelakang dari azimuth.
Cara menghitungnya :
a)      bila sudut azimuth lebih dari 180 derajat maka sudut azimuth dikurangi 180 derajat,
b)      bila sudut azimuth kurang dari 180 derajat maka sudut azimuth ditambah 180 derajat,
c)      bila sudut azimuth = 180 derajat maka back azimuthnya adalah 0 derajat atau 360 derajat.

Buku Tamu

Sanggar Bhakti Pramuka ITS
Gugusdepan Surabaya 610-611
Pangkalan Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
Jl. Arif Rahman Hakim, Keputih, Sukolilo, Surabaya Jawa Timur
Email : pramuka610611@gmail.com