TALI TEMALI
Tali
adalah untaian serat panjang yang terbuat dari berbagai bahan yang berfungsi
untuk mengikat, menarik, menjerat, menambat, menggantung dsb. Secara etimologi,
tali-temali dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang berkaitan dengan fungsi
dan kegunaan tali.
Tali
pada mulanya berasal dari akar-akar pohon. Sejalan dengan perkembangan ilmu dan
pengetahuan manusia, tali juga mengalami perkembangan, khususnya dalam hal
bahan dan konstruksinya. Jika tali pada mulanya hanya berupa akar-akar pohon, maka
selanjutnya manusia menciptakan tali dari anyaman serat alam dengan menggunakan
peralatan tenun yang masih sederhana. Serat alam yang digunakan kebanyakan dari
ijuk atau rambut dan serat alam lainnya seperti kapas, wol, sutera, serta-serat
tumbuhan yang lain.
Sayangnya,
tali yang terbuat dari serat alam tersebut masih memiliki keterbatasan, yakni
serat alam mudah mengalami pembusukan dan penyusutan sehingga tidak bertahan
lama. Hal ini tentunya memaksa manusia untuk mencari alternatif tali yang
bagus, dan karena tuntutan kebutuhan akan tali yang semakin meningkat, maka
terciptalah tali yang terbuat dari bahan sintetis, yang memiliki daya tahan
yang lebih lama dan lebih kuat dari tali yang terbuat dari serat alam. Tali ini
pertama kali diperkenalkan oleh W.H. Carothers, seorang ahli
kimia dan di produksi oleh E.I. du Pont de Memors and Co. pada
tahun 1938.
Jenis-jenis tali:
1. Tali serat alami
Tali kekuatannya rendah,tidak lentur
dan berbahaya bagi pemanjat.
Bahan-bahan alami untuk pembuatan tali serat alami:
* Serat daun alami
* Seart kulit kelapa
* Serat sebangsa rerumputan
* Serat sebangsa rerumputan
2. Tali serat sintesis.
Tali jenis ini lebih kuat, kokoh, lentur, ringan dan mudah dibawa oleh karena itu tali ini lebih sring digunakan.
contoh
- Hawserlaid (Laid Rope)
Tali yang
terdiri dari serat halus terbuat dari nylon, yang dipilin menjadi 3 bagian.
Kelebihan
hawserlaid
- Tahan terhadap abrasi
- Mempunyai daya lentur yang tinggi ( sampai 40%)
- Konstruksinya sedemikian rupa sehingga memudahkan pengamatan kerusakan yang terjadi pada tali
Kekurangan
hawserlaid :
- Cenderung menjadi kaku bila sudah sering dipakai, sehingga agak sukar membuat simpul, dalam hal membuat simpul harus diperiksa benar-benar apakah simpul sudah terjalin rapih, apa belum demi keamanan.
- Bentuknya yang demikian rupa cenderung melintir bila dipakai untuk abseiling (turun melalui tali).
karmantle
Tali jenis
ini lebih praktis dan lebih baik di dalam penggunaan, sebab permukaan tali
lebih rata sehingga mengurangi gesekan pada tangan atau benda lainnya.
Tali jenis
ini terdiri dari 2 bagian, yaitu :
- Bagian dalam ini (kern) yang terdiri dari serat-serat berwarna putih.
- Bagian luar (mantel) yang merupakan anyaman yang melindungi bagian inti.
Berdasarkan konstruksi dan
Penggunaannya, Kernmantel dibagi menjadi 3 Jenis
Kernmantel Dinamis
Kernmantel
yang dipakai untuk rock climbing. Bagian intinya dianyam dan daya lenturnya
tinggi (25 – 30%). Lapisan luar terdiri dari anyaman yang tidak terlalu rapat.
Biasa disebut dengan Kernmantel Dinamis.
Kernmantel Statis
Kernmantel
yang digunakan untuk caving (Speleo Rope) bagian dalamnya tidak dianyam
sehingga daya lenturnya rendah (10%). Sedangkan lapisan luarnya dianyam rapat
sekali sehingga air lumpur tidak mudah masuk. Daya lentur yang rendah
dimaksudkan untuk menghindari Vovo Effeck yang membahayakan untuk menelusuri
gua vertikal.
Kernmantel Semi Statis
Kernmantel
yang digunakan untuk penyelamatan (Rescue Rope). Bagian luarnya tidak
dianyam dengan rapat sama seperti yang digunakan dalam rock climbing tetapi
bagian dalamnya lurus dan sama seperti kontruksi pada speleo rope sehingga daya
lenturnya rendah (10%). Tali itu dapat meredam Vovo effeck dan mudah dibuat
simpul.
Untuk
Abseiling atau Ascending (naik melalui tali) tali yang baik dipakai adalah yang
mempunyai diameter 11 atau 12 mm. Diameter sebesar itu dianggap cukup tahan
terhadap gesekan, tidak terlalu berat dibawa dan sesuai dengan besarnya
alat-alat yang digunakan untuk abseiling maupun ascending, umumnya kernmantel sebesar ini mempunyai daya menahan beban sebesar ini
mempunyai daya menahan beban sebesar 2000 kg. Kemampuan ini adalah yang diuji
di pabrik (UIAA = Union Internationalate des Assosications d’ Alpinisme) akan tetapi hal
ini tidak berarti tidak dapat memakai dengan seenaknya. Di medan sesungguhnya
kekuatan tali dapat berkurang karena berbagai hal misalnya :
- Gesekan dengan tebing
- Simpul yang dibuat pada tali tersebut
- Gesekan dengan alat turun
- Hentekan yang dihasilkan oleh gerakan abseling
- Panas Matahari
- Lumpur yang menempel pada tali
Tali menurut bahannya terdiri atas dua jenis, yaitu
tali yang terbuat dari serat alam dan tali yang terbuat dari serat sintetis.
Tali yang terbuat dari serat alam seperti rami (hemp), manila, sisal, dsb.
Sedangkan tali jenis serat sintetis adalah sbb:
a. Nylon
Nylon adalah nama sebuah zat kimia dari
gugusan polyamida. Terdiri atas dua jenis, yaitu Nilon 6 dan Nylon
6.6. Keduanya memiliki sifat yang hampir sama. Nylon 6 memiliki sejumlah nama
sesuai dengan tempat pembuatannya, seperti perlon di Perancis, enkalor
di Jepang, dan grilon di Swiss. Nylon 6 ini memiliki
titik lebur 2150C – 2200C. Nylon t 6.6 terdiri atas dua
jenis, yakni Type 707 digunakan pada Bluewater II dan Type Super 707 digunakan
pada Bluewater III. Nylon 6.6 ini memiliki titik lebur 2600C. Nylon
6 memiliki Daya Renggang (Stretch Ressistance), Daya Tahan Abrasi (Abbration
Ressistance), serta daya tahan matahari yang lebih bagus dibanding Nylon
6.6.0
b. Polyolefin
Polypropylene
dan
Polyethylene adalah dua jenis Polyyolefin yang
memiliki sifat yang dapat mengapung dan tidak menyerap air. Oleh karena itu
kedua jenis bahan ini cocok untuk kegiatan yang banyak berhubungan dengan air.
Disamping itu tahan terhadap zat-zat asam. Namun demikian tali dari bahan ini
tidak cocok untuk kegiatan Rappling dan Prusiking. Polypropylene
memiliki titik lebur yang tinggi (1650C) dibanding Polyethylene
(1100C – 1200C).
c. Polyester
Tali dari bahan ini biasanya terbuat
dari Dacron dan Terylene. Kedua bahan ini sebenarnya hampir sama dengan Nylon,
namun Terylene memiliki daya tahan sentakan yang lebih rendah dibanding Nylon.
Terylene memiliki daya tahan terhadap asam dan alkalis serta memiliki daya
tahan abrasi yang bagus.
d. Serat Campuran (Copolymer)
Mengingat serat-serat sintetis yang ada
memiliki kelebihan dan kekurangan, maka dengan cara mencampurkan kedua bahan
yang berbeda akan menghasilkan jenis tali yang berkualitas sesuai dengan yang
diinginkan. Campuran yang sering dilakukan adalah kombinasi antara Polyester
dengan Polyprophylene.
e. Serat Kwalitas Tinggi (High Performance Fibers)
-
Kevlar
Serat Kevlar merupakan bahan tali yang
memiliki daya tahan pada suhu yang tinggi (8000F atau 4270C)
dan memiliki kekuatan tuju kali kekuatan baja. Namundemikian, serat ini tidak
than terhadap UV dan beberapa bahan kimia. Kevlar mudah putus jika
dibengkokkan, seperti dibuat simpul karena kurang mampu menyerap tekanan
longitudinal.
-
Spectra
Bahan spectra memiliki kekuatan sampai
sepuluh kali kekuatan baja. Tali atau webbing yang terbuat dari bahan ini
disebut SPECTRA. Keuntungan dari serat ini adalah tidak mudah meyerap air
(mudah terapung), memiliki daya tahan abrasi yang bagus, serta tahan terhadap
UV dan bahan kimia. Namun, bahan spectra tidak lentur, tidka kuat jika
disimpul, dan memiliki titik lebur yang rendah (1500F atau 660C).
-
Liquid Crystal Polymers (LCPs)
Serat ini merupakan serat yang sangat
kuat terbuat dari Polymer Kristal cair. Bahan ini memiliki daya tahan terhadap
suhu dan bahan kimia yang sangat tinggi.
Konstruksi Tali
a.
High-Stretch Kernmantle, tali yang
mempunyai elongasi yang tinggi. Tali ini biasanya digunakan untuk Pemanjatan
Tebing.
b. Low-Stretch Kernmantle, jenis tali ini
mempunyai Elongasi yang kecil dan digunakan untuk kegiatan penelusuran gua
c. Webbing, tali ini adalah jenis tali pipih
digunakan sebagai bahan Harness, Foot Loop, Cowstail dan dijadikan Sling untuk
pemasangan Anchor.
Diameter Tali
Tali yang sering digunakan berdiameter 3 – 13 mm.
Untuk kegiatan Penelusuran Gua vertical tali yang digunakan berdiameter 8 –
11mm. 8 mm sangat baik digunakan untuk gua yang dalam karena ringan yang
tentunya memudahkan dalam packing dan membawanya, 9 -10 mm adalah ukuran tali
yang standar untuk Caving dan tali 11 mm sangat baik untuk Rescue.
Kekuatan Tali
Untuk mengetahui kekuatan tali kita
dapat melihatnya pada Catalog atau Manual Book dari tali tersebut. Biasanya
tertulis Breaking Strength (Kekuatan Putus). Satuannya bisa dalam KN
(Kilonewton) atau KG (Kilogram). 1 KN kalau dikilogramkan sebanyak 100 Kg. Ada
juga yang namanya Numbers of Falls, yaitu berapa kali beban dijatuhkan hingga
tali tersebut terputus. (Standarnya menggunakan FF1 dengan beban 80 Kg).
Setelah mengetahui breaking stengthnya
yang penting juga harus diketahui adalah SWL (Safe Working Load) atau beban
kerja yang aman. Umumnya menggunakan rumus Breaking Strength / 5, kalau
penggunaan untuk manusia BS / 10 dan untuk Rescue BS / 15.
berikut ini table tentang Perbandingan
kekuatan tali dengan berbagai ukuran diameter.
Diameter
|
Elongasi
80 kg ( % )
|
Kekuatan
( kg )
|
Jumlah
Jatuh
FF1
80 kg,jarak 1m
|
11
|
1,25
|
3000
|
10+
|
10
|
2
|
2500
|
8
– 20+
|
9
|
3
|
1800
|
3
– 10+
|
8
|
4
|
1500
|
2
– 3
|
7
|
4
|
1000
|
0
– 2
|
Webbing
solid 25 mm
|
1500
– 2400
|
||
Webbing
tubular 25 mm
|
1800
– 2250
|
Table
Perbandingan Kekuatan Tali
Hal yang harus diperhatikan adalah
pengurangan kekuatan tali. Ada berapa hal yang bisa mengurangi kekuatan tali
yaitu :
- ketika
dibuat simpul pada tali, maka pada saat itu pula terjadi pengurangan kekuatan.
Pengurangan ini tidak permanen. Hanya pada saat ada simpul tersebut, yaitu
disebabkan oleh tegangan dan tekanan yang terjadi pada tali akibat simpul yang
dibuat.
- Tali
dalam keadaan basah. Tali yang basah bisa berkurang kekuatnnya sampai 35%.
Usia
|
Kering / Basah
|
Jumlah Jatuh
FF1 beban 80 kg Jarak 1 m
|
Baru
|
Kering
|
41
|
Baru
|
Basah
|
25
|
4,5 tahun
|
Kering
|
4
|
4,5 tahun
|
Basah
|
4
|
Jenis-jenis simpul :
- 1. Simpul Delapan (figure eight knot) Digunakan pada ujung tali dan untuk menghubungkan tali dengan sabuk pengaman. Bentuk nya menyerupai angka delapan.
- 2. Simpul Delapan ganda (double figure eight knot) Bentuk sama dengan simpul delapan tapi menggunakan dua tali.
- 3. Simpul Italia (Italian Knot) Untuk menambat pengaman dan dipakai untu rappling.
- 4. Simpul Kambing (bowline knot) Untukmengikat tali pada sabuk pengaman
- 5. Simpul kacamata Untuk menambat tali pada bilayer yang dipakai pada tengah tali.
- 6. Simpul nelayan ganda (double fiserman knot) Untuk menyambung dua tali yang tidak sama besar tetapi sejenis dan licin.
- 7. Simpul sambung pita (tipe knot) Untuk menyambung pita atuau webbing.
- 8. Simpul jerat (prussik) Untuk mengunci pada tengah tali utama dan untuk menambah ketinggaian.
- 9. Simpul pengunci (over hand) Untuk pengunci pada tengah tali utama dan ujung tali yang terpasang.
- 10. Simpul mati Untuk menyambung tali yang sama besar.
- 11. Simpul pangkal untuk mengikat tali pada tiang
Perawatan Tali
Tali nylon, baik kernmantel maupun hawserlaid, memang mempunyai banyak
kelebihan, tetapi ada juga kekurangannya. Oleh karena itu harus tahu bagaimana
merawat tali tersebut, agar dapat dipakai dengan aman. Merawat tali berarti
memperpanjang umur tali tersebut di dalam pemakaiannya.
Beberapa hal yang patut diperhatikan :
1.
Untuk mencegah memberodolnya ujung tali, maka ujung tali harus dirapatkan
dengan cara membakarnya atau dipanaskan.
2.
Tali kernmantel harus dicuci terlebih dahulu, agar sisi minyak dari pabrik
dapat hilang, dan lapisan luar dan dalam dapat bersatu.
3.
Hindari tali dari panas matahari, karena tali nilon akan meleleh pada suhu 215o
- 220o C. untuk menghindari tali dari kerusakan karena panas
itu, ketika melakukan abseiling jangan terlalu cepat.
4.
Untuk menghindari gesekan, lapisan tebing yang dilaui oleh tali dilapisi dengan
karung atau lainnya untuk menutupi bagian yang tajam.
5.
Hindari turun dengan cara meloncat dan menghentak tali karena hal ini dapat
mengurangi daya tahan tali secara perlahan-lahan.
6.
Hindari tali dari zat-zat kimia apapun agar tdak hancur seperti air accu, oli,
asam batre, dsb.
7.
Jangan menduduki, tali menginjak, kerena tanah dapat menyelinap msuk diantara
serat-serat tali dan mempercepat kerusakan tali tanpa, diketahui, lebih-lebih
pada tali kernmantel.
8.
Jangan menggantung tali dengan beban dalam waktu lama.
9.
Lepaskan segala jenis simpul setelah memakai tali.
10. Hindari
gesekan tali nilon dengna tali nilon lainnya, kerna dalam waktu singkat tali
akan meleleh karena panas, yang ditimbulkan.
11. Jangan
sekali-kali menggunkan tali untuk menarik mobil dan benda lainnya.
12. Cucilah
tali setelah dipakai untuk eksplorasi /latihan. Jangan menggunakan air panas,
semakin dingin air yang digunakan semakin baik karena dapat menghindari kari
kerusakan, meskipun ada beberapa tali yang dapat dicuci dengan menggunakan
sabun tetapi lebih baik hindari pencucian dengan penggunaan sabun, untuk
mencegah kerusakan tali cucilah dengan air bersih.
13. Lakukanlah
pemeriksaan terhadap tali sebelum dipakai. Untuk mengecek tali apakah masih
dalam keadaan baik, rabalah tali dan telusuri tali tersebut jengkal demi jengkal.
Bila ada bagian dalam yang putus akan terasa dari perbedaan diameter tali
tersebut.
Suatu percobaan yang pernah dilakukan
telah menunjukan bahwa kecepatan turun 0,5 m/detik dalam 100 dapat menyebabkan
descender yang terbuat dari metal mencapai panas 100o C, sedangkan kecepatan 2
m/detik menghasilkan panas 150o C. kecepatan turun yang ideal dan aman adalah
12m/26detik
14. Catatlah
riwayat pemakaian tali untuk mengetahui batas kekuatannya.
15. Merawat
tali berarti memperpanjang umur tali tersebut.dalam penggunaan tali dalam
kegiatan pecinta alam misalnya: Mountainering, Rock Climbing, Caving, Rescue
dsb dikenal beberapa simpul, dimana simpul-simpul tersebut sangat penting
sekali dalam penggunaan tali tesebut.simpul-simpul tsbt haruslah sederhana
dan mudah dibuat,tidak mudah lepas dengan sendirinya ,mudah dibuka sipulnya
bila dikehendaki, kuat, aman, serta nyaman dipergunakan.
0 komentar:
Posting Komentar